Hari ini, hari pertama di tahun 2006. Tahun yang penuh dengan harapan. Tahun untuk mewujudkan impian..
Berbagai cara orang merayakan tahun baru. Seperti semalem yang aku lihat disepanjang jalan sudirman banyak sekali orang2 keluar sambil meniup terompet, kayaknya pada menuju monas, merayakan detik2 datangnya tahun baru 2006. Tetangga2 di sekitar kos ku pada bakar2 ikan. Ada juga yang merayakannya dengan melakukan mabit, bermuhasabah atas apa yang telah kita lakukan ditahun2 lalu. Ada juga yang kumpul2 bersama keluarganya. Ada juga yang meninjau tahun baru di berbagai daerah dan negara dari televisi. Ada juga yang cuek2 aja n tidur pulas.
Tadi pagi ngobrol ma abang penjual ketoprak depan kantor,
aku : " semalem taun baruan dimana bang ?"
abang : " saya di rumah aja mbak, kata istri saya juga lebih baik merenung aja "
aku : " ngga jalan bang, kayaknya disini rame banget yah semalem "
abang : " ah engga mbak, aneh orang2 kok pada seneng tahun baru, saya malah sedih "
aku : " sedih kenapa bang ? "
abang : " sedih, soalnya jatah umur saya makin berkurang mbak "
Malam tahun baru boleh saja untuk dirayakan, tapi lebih baik dijadikan malam untuk merenung, bermuhasabah, akan apa yang telah kita lakukan. Mengingat kesalahan2 kita di masa lalu yang seharusnya tidak kita ulangi lagi tahun tahun depan. Dijadikan waktu untuk bersyukur, karena kita masih diberikan kesempatan bernafas oleh Allah sampai akhir tahun. Dan saat untuk menggantungkan harapan akan tujuan2 hidup yang belum tercapai, dan berniat serta berdoa mendapatkan ridho Allah dalam pencapaian nya.
Semoga tahun 2006 ini, dan tahun depan2 nya lagi, selama kita masih diberikan kesempatan bernafas di dunia ini, kita bisa menjadi manusia yang lebih baik dari tahun2 yang lalu, menjadi manusia yang lebih berguna bagi manusia lainnya.
Berbagai cara orang merayakan tahun baru. Seperti semalem yang aku lihat disepanjang jalan sudirman banyak sekali orang2 keluar sambil meniup terompet, kayaknya pada menuju monas, merayakan detik2 datangnya tahun baru 2006. Tetangga2 di sekitar kos ku pada bakar2 ikan. Ada juga yang merayakannya dengan melakukan mabit, bermuhasabah atas apa yang telah kita lakukan ditahun2 lalu. Ada juga yang kumpul2 bersama keluarganya. Ada juga yang meninjau tahun baru di berbagai daerah dan negara dari televisi. Ada juga yang cuek2 aja n tidur pulas.
Tadi pagi ngobrol ma abang penjual ketoprak depan kantor,
aku : " semalem taun baruan dimana bang ?"
abang : " saya di rumah aja mbak, kata istri saya juga lebih baik merenung aja "
aku : " ngga jalan bang, kayaknya disini rame banget yah semalem "
abang : " ah engga mbak, aneh orang2 kok pada seneng tahun baru, saya malah sedih "
aku : " sedih kenapa bang ? "
abang : " sedih, soalnya jatah umur saya makin berkurang mbak "
Malam tahun baru boleh saja untuk dirayakan, tapi lebih baik dijadikan malam untuk merenung, bermuhasabah, akan apa yang telah kita lakukan. Mengingat kesalahan2 kita di masa lalu yang seharusnya tidak kita ulangi lagi tahun tahun depan. Dijadikan waktu untuk bersyukur, karena kita masih diberikan kesempatan bernafas oleh Allah sampai akhir tahun. Dan saat untuk menggantungkan harapan akan tujuan2 hidup yang belum tercapai, dan berniat serta berdoa mendapatkan ridho Allah dalam pencapaian nya.
Semoga tahun 2006 ini, dan tahun depan2 nya lagi, selama kita masih diberikan kesempatan bernafas di dunia ini, kita bisa menjadi manusia yang lebih baik dari tahun2 yang lalu, menjadi manusia yang lebih berguna bagi manusia lainnya.
وَالْعَصْرِ
إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ
إِلَّا الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Demi masa.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
[Surah Al-’Ashr (103):1-3]
1 comment:
tulisan yang bagus
Post a Comment