Sunday, February 11, 2007

Sebait Cinta untuk Apa dan Mamah

Dibalik setiap kejadian itu pasti ada hikmah..

Selalu aku yakin dengan kalimat itu. Seperti kemarin, ketika sebegitu panjang nya perjalanan pulang ku (postingan sebelum ini). Ternyata ada sesuatu dibalik perjalanan itu.

Hari Sabtu siang, pas nyampe rumah seperti biasa aku mampir ke rumah tetangga. Seperti pulang2 sebelum nya, sekedar bersilaturahmi, bertanya kabar, dan sedikit bercengkrama. Tiba2 dalam percakapan kami,
Wa Mini bilang " Apa gimana, jadi operasi senin?".
Dug,.. jantungku langsung berdetak kencang. "Wah, operasi apa Wa ?", aku berusaha biasa..
"Ooh.. kirain dikasih tau, duh maaf ya.. jangan bilang Uwa yang bilang ya.." Wa Mini agak ketakutan.
"Ah nyantai aja Wa" aku sedikit pura2 tidak terlalu peduli, sambil ku ajak main2 cucu nya. Soalnya kalo aku kaget, cerita itu ga bakal berlanjut.
"itu di tangan nya ada pembengkakan, kata dokter harus diangkat. Kirain dah tau, jangan bilang2 dikasih tau Uwa ya.."

Ahh.. Apa.. kenapa hal seperti itu tidak engkau ceritakan pada anakmu. Aku tahu pasti Apa tidak ingin kami, anak2 mu kaget dan khawatir. Sebuah operasi kecil akan dilakukan untuk mengangkat pembengkakan kelenjar di lengan kiri nya. Meski itu sebuah operasi kecil, namun bagi kami tentu itu sebuah hal yang besar. Entah, dalam benak ku, yang sangat awam dengan dunia kedokteran hal itu adalah hal yang besar.. karena tetap saja itu sebuah operasi.

Aku ngga berani nanya langsung. Aku cuma berani tanya sama fifi, adekku. Dan baru esok hari nya, Apa cerita. Kalau ternyata Adib, dan Ayif juga diminta pulang karena siapa tau Apa membutuhkan darah. Kebetulan darah Apa, Adib dan Ayif sama-sama O.
Aku berusaha biasa2 aja,kuberikan sedikit dukungan buat Apa, "Ah, sedikit ya Pa, insyaAllah lah engga apa-apa". Hanya karena aku ingin membesarkan hatinya. Hanya karena aku gak mau Apa melihat ku terlalu khawatir. Padahal baru setelah aku kembali ke Jakarta, aku menangis.

Apa yang tegas, Apa yang gagah, Apa yang tegar, Apa yang selalu memberikan semangat, Apa teman ku berdiskusi, Apa yang disegani orang karena keras nya pada kebenaran. Apa yang selalu peduli pada orang kecil, Apa yang benci melihat ketidakjujuran, Apa yang selalu memberi semangat untuk berjuang dalam kehidupan. Arghhh.. aku tidak bisa menemani Apa ku saat operasi..
Hanya bait2 cinta dalam doaku yang bisa kupanjatkan..
Hanya bulir2 cinta dalam air mata yang bisa aku gulirkan..

Alhamdulillah.. Selasa kemarin operasi nya sudah selesai. Dan segumpal lemak berhasil dikeluarkan dari lengan kiri nya. Namun untuk pemulihannya Apa diminta tinggal semalem dulu di RS dan senin besok kontrol lagi.
"Mah, gimana Apa? ", magrib itu aku telepon lagi.
"Iyah Alhammdulillah udah engga apa-apa", jawab Mamah.
"Alhamdulillah atuh, Mamah udah makan belum? ", kataku.
"Ini baru aja buka, sebentar lagi makan nya.."
"Oh, iya atuh.., nanti saya telp lagi,Assalamu'alaikum", kuakhiri telpon ku.
"Waalaikumsalam.." jawab mamah..
Ah.. Subhanallah Mamah..ikhtiar batin Mamah lakukan demi Apa, lagi-lagi bergulir air mataku...
Indah..semoga aku bisa seperti Mamah untuk suami ku kelak.

Aku bersyukur bisa pulang kemarin..
Aku bersyukur mempunyai ayah dan ibu seperti Apa dan Mamah..
Semoga Allah selalu menjaga dan mencintai Apa dan Mamah..


untuk Apa dan Mamah yang selalu kucinta dan kurindu

No comments: